Tidak sedikit orang yang belum mengetahui penyebab sering menangis sendiri. Menangis secara tiba-tiba bisa terjadi karena berbagai faktor, dimana ada beberapa penjelasan logis yang melatarbelakanginya.
Penyebab Sering Menangis Sendiri; Apakah Anda Salah Satunya?
Ada beberapa orang yang menangis dengan tersedu-sedu tanpa alasan. Ada pula mereka yang tahu-tahu mengeluarkan air mata saat sedang tidak beraktivitas. Depresi adalah salah satu sebab yang membuat seseorang merasa sedih dan putus asa. Hal ini dapat mendorongnya menangis dan ia tidak dapat mengontrolnya.
Bahkan tangisan yang paling acak pun masih memiliki penjelasan logis. Emosi yang muncul tidak memiliki pola yang bisa diprediksi. Tetapi, apabila tangisan yang dialami seseorang terasa sangat tidak wajar, bisa jadi masalah ini disebabkan karena ada gangguan pada otak.
Kenali Mengapa Seseorang Tiba-Tiba Menangis
Beberapa faktor yang membuat seseorang menangis sendiri tanpa alasan adalah sebagai berikut:
1. Depresi
Gejala depresi bisa dalam bentuk kesulitan saat tidur, perubahan nafsu makan, kurangnya konsentrasi, rasa cepat lelah, hilangnya minat dalam aktivitas, tubuh terasa sakit, dan putus asa. Semua hal ini tertanam dalam otak yang kemudian mendorong saraf untuk meledakkannya melalui tangisan.
Depresi ini bisa terjadi kepada siapa saja meski gejala tiap orang berbeda-beda. Beberapa orang mungkin mengalami serangkaian tangisan yang panjang namun jarang. Ada pula individu yang sering menangis tetapi dapat langsung menghentikannya.
2. Cemas Berlebihan
Depresi pada seseorang akan menuntun pada kecemasan yang berlebihan. Gangguan ini bahkan lebih parah dampaknya apabila tidak segera diselesaikan. Kecemasan merupakan kondisi diri kompleks yang ditandai dengan perasaan khawatir, panik, dan ketakutan yang intens.
Beberapa orang mengalami cemas karena adanya bahaya. Tetapi, orang yang depresi mengalami kecemasan tanpa sebab. Biasanya, kecemasan disertai dengan gejala fisik dan kognitif lainnya.
Kecemasan berlebihan dapat menjadi penyebab sering menangis sendiri. Padahal, saat itu seseorang sedang sibuk beraktivitas. Bisa jadi, ada satu kecemasan yang terbersit di otak sehingga mendorongnya untuk langsung menangis.
3. Bipolar Disorder
Bipolar Disorder adalah tingkatan yang lebih ekstrim penyebab sering menangis sendiri. Individu dengan gangguan bipolar mengalami pasang surut perasaan yang ekstrim. Ledakan emosi dapat terjadi saat perubahan suasana hati muncul tidak terduga.
Tak heran, penderita bipolar disorder dapat langsung menangis tanpa sebab. Namun sindrom bipolar memiliki rasio yang berbeda. Terdapat dua macam Bipolar Disorder yang harus Anda ketahui.
Jenis pertama melibatkan episode manic, atau perasaan senang secara ekstrim, yang dapat berlangsung minimal sepekan. Biasanya jenis ini disertai dengan periode depresi secara terpisah. Individu dengan tipe bipolar ini juga mengalami gejala manik dan depresi pada momen bersamaan.
Sedangkan bipolar jenis kedua melibatkan periode depresi dan hipomania. Namun, puncak kemunculan hipomania dan depresinya tidak separah di bipolar I. Seringkali bipolar disorder jenis lain muncul yang merupakan perpaduan dari keduanya.
4. Hormon
Air mata manusia terdiri dari kandungan air, garam dan beberapa senyawa lainnya. Riset membuktikan bahwa air mata emosional mengandung zat seperti hormon dan prolaktin. Kandungan ini berbeda dengan air mata yang terbentuk sebagai respons terhadap kondisi lainnya, seperti saat manusia menguap.
Perubahan hormonal bisa menjadi penyebab sering menangis sendiri. Terkadang, perubahan hormon memang tidak dapat dihindarkan. Semisal wanita yang sedang hamil mungkin lebih mudah menangis dibandingkan wanita yang tidak mengalami kehamilan.
Produksi hormon meningkat bukan hanya saat masa kehamilan, tetapi juga dysphoric pramenstruasi atau PMS. Perubahan hormonal ini sudah sangat umum. PMS selain menjadi penyebab sering menangis sendiri, juga menyebabkan emosi yang labil serta nafsu makan yang berubah.
5. Kehamilan
Sama dengan poin tersebut diatas, perubahan hormonal pada tubuh selama dan setelah kehamilan juga berpengaruh dengan emosi. Perubahan hormonal berpengaruh pada suasana hati ibu hamil. Mereka terkadang juga tidak mengerti apakah hal ini menjadi penyebab sering menangis sendiri.
Banyak wanita mengalami perasaan sedih dan hampa selama kehamilan. Bahkan ada beberapa wanita merasa kesepian setelah melahirkan. Kasus kedua ini disebut depresi pasca persalinan.
Depresi pasca persalinan adalah suasana hati yang tidak menentu, kurangnya energi yang menyebabkan masalah sulit tidur. Tidak sedikit wanita yang merasakan putus asa dan rasa bersalah untuk beberapa kasus kehamilan tertentu. Hal ini juga menjadi penyebab sering menangis sendiri.
6. Kesedihan yang Membangkitkan Ingatan
Kita sering mengira bahwa saat seseorang yang kita kasihi meninggal beberapa bulan lalu, kita tidak akan mengalami kesedihan. Padahal, hal ini pun dapat menjadi penyebab sering menangis sendiri. Kita akan merasakan emosi kuat secara tiba-tiba terkait dengan kehilangan sosok tersebut.
Kita kerap berpikir bahwa kita telah belajar menerima kehilangan dengan menjalani kehidupan sehari-hari. Namun kita mungkin masih berduka karena kehilangan orang yang dikasihi namun tidak menyadarinya. Padahal jika ingatan kita disegarkan dengan hal yang terkait dengan individu tersebut, maka kita bisa tiba-tiba menangis.
7. Sedih Berkepanjangan Tanpa Sebab
Setiap individu bisa merasa sedih. Tetapi merasa sedih berkepanjangan tidak baik untuk kesehatan. Sedih berkepanjangan dapat menjadi penyebab sering menangis sendiri.
Ciri-cirinya adalah menjauh dari teman dan keluarga, mudah marah, kerap emosional tanpa alasan yang jelas. Selain itu, individu tersebut tak lagi peduli dengan hal-hal yang dulu menarik minatnya. Hal ini diperburuk dengan jumlah jam tidur lebih banyak atau lebih sedikit dari kondisi normal.
Penyebabnya adalah pengalaman menegangkan, berada di lingkungan yang salah, atau sedang ada pertengkaran. Bisa jadi ada perubahan besar dalam hidup atau bahkan sedang bosan. Hal sepele juga bisa menjadi penyebab yaitu kurang berolahraga.
Cara mengatasinya adalah dengan menghindari narkoba atau alkohol. Mencari komunitas yang tepat yang dapat membawa pengaruh positif adalah hal terpenting. Hal ini dapat dilakukan sebelum mencari psikiater.
Berkomunikasi dengan orang lain yang punya pandangan positif sangatlah membantu. Mereka dapat membantu dalam menghadapi masalah. Terkadang, seseorang yang sedih hanya mengurung diri dimana hal ini dapat memperburuk keadaan.
Bagaimana Dengan Pseudobulbar Affect atau PBA?
Pseudobulbar Affect adalah penyakit saraf yang dapat menjadi penyebab sering menangis sendiri. Mungkin kita sering melihat seseorang yang mengalami gejala stroke, atau gangguan pada otak, yang terlihat menangis sendiri. PBA merupakan gejala dari beberapa jenis penyakit saraf yang disebabkan oleh kerusakan otak, dementia, parkinson, atau stroke.
Tetapi, seseorang yang mengalami PBA tidak sekedar menangis sendiri. Tetapi mereka mengalami ledakan emosi tak tentu dalam bentuk lain, termasuk kemarahan. Perubahan emosi yang cepat juga dimungkinkan. Perubahan dari rasa marah menjadi kesedihan dalam sekejap, misalnya, bisa terjadi pada penderita PBA.
Sama halnya dengan penyebab sering menangis sendiri, kurun waktu emosional ini biasanya berumur sangat pendek. Sindrom Pseudobulbar adalah suatu kondisi yang ditandai dengan periode tertawa atau menangis secara tiba-tiba serta tidak terkendali. Terlebih, tidak ada hal yang mempengaruhinya.
Pengaruh pseudobulbar kerap terjadi pada individu yang memiliki cedera neurologis. Cedera ini memengaruhi cara otak mengontrol emosi. Individu yang terkena sindrom pseudobulbar tetap mengalami emosi secara normal, meski terkadang pengungkapannya dengan cara yang berlebihan.
Tanda Sindrom PBA
Sindrom PBA sering tidak terdiagnosis. Bahkan sering disalahartikan sebagai gangguan pada mood seseorang. Namun sindrom ini dapat diatasi dengan pengobatan secara rutin apabila dokter telah melakukan diagnosa.
Tanda utama sindrom PBA adalah ledakan tangisan atau tawa yang cukup sering. Ledakan tersebut memang tidak terkendali. Bahkan, ledakan tersebut tidak terkait dengan keadaan emosi.
Individu yang mengalami sindrom PBA sering tertawa, tetapi langsung berubah menjadi tangisan. Suasana hati mereka tampak normal apabila tidak ada ledakan emosi. Namun, ledakan emosional bisa terjadi kapan saja.
Sindrom PBA yang paling umum menjadi adalah langsung menangis dibandingkan dengan langsung tertawa. Tingkat respons emosional karena sindrom PBA sangat mencolok. Semisal seseorang tertawa terbahak-bahak saat ada hal yang lucu, tetapi juga kerap tertawa di saat yang tidak tepat.
Respons emosional seperti ini biasanya mewakili perubahan dari respons individu tersebut sebelumnya. Tetapi karena pengaruh PBA sering melibatkan tangisan, kondisi ini sering disalahartikan sebagai depresi. Padahal durasi emosional sindrom PBA cenderung berdurasi pendek.
Sebaliknya, depresi menyebabkan perasaan sedih yang kontinyu. Selain itu, individu yang terkena sindrom PBA seringkali tidak memiliki ciri-ciri depresi khusus, seperti gangguan tidur atau kehilangan nafsu makan. Namun, depresi umum terjadi pada mereka yang memiliki sindrom PBA.
Pengobatan Medis untuk Sindrom PBA
Sebagai salah satu penyebab sering menangis sendiri, sindrom PBA perlu ditangani secara serius. Berkonsultasi dengan dokter perlu dilakukan apabila seorang individu memiliki kondisi neurologis. Spesialis yang dapat membantu penanganan ini adalah ahli saraf serta psikiater.
Banyak kasus individu yang terserang sindrom PBA tidak memeriksakan diri. Bahkan, mereka tidak terdiagnosis terkena sindrom ini. Pasalnya, mereka kurang memiliki kesadaran tentang kondisi tersebut. Mereka mengira bahwa penderita mengalami depresi atau kecemasan berlebih.
Gejala parah dari sindrom PBA adalah rasa malu serta isolasi sosial. Meski banyak orang di sekitar yang sudah memahaminya, penderita masih mengalami kecemasan serta depresi. Kondisi seperti ini dapat mengganggu kemampuan individu dalam bekerja serta beraktivitas harian.
Individu yang belum tahu mengapa mereka mengalami perubahan emosi mendadak bisa memeriksakan diri. Apalagi jika mereka merasa ekspresi emosi di luar norma atau berlebihan. Pengobatan rutin harus dilakukan daripada aktivitas rutin terganggu.
Perawatan intens untuk sindrom PBA, depresi, serta gangguan kecemasan, dan kondisi kesehatan mental adalah neuroterapi, olahraga, dan komunitas khusus. Bantuan profesional adalah langkah terbaik.
Dokter dapat membantu pasien menemukan pilihan pengobatan terbaik. Pasalnya, pengobatan depresi berbeda dengan sindrom PBA. Terapi dan teknik mindfulness bagi setiap penyakit juga berbeda.
Teknik paling umum adalah mengubah postur atau posisi, dimana hal ini dapat membantu pengontrolan durasi emosional. Latihan pernapasan juga penting. Hal ini sama dengan pengontrolan emosi melalui tarik napas panjang.
Siapapun yang mengalami sindrom PBA harus terbuka. Caranya adalah dengan memberi tahu pihak keluarga. Dengan demikian, sindrom PBA tidak berlarut-larut.
Jadi, penyebab sering menangis sendiri bisa beragam. Namun, semuanya dapat teratasi, tergantung pada masalahnya. Kuncinya adalah diagnosa secara cepat atau dengan mengaplikasikan pola hidup sehat.